X CLOSE
Berbagi Cinta dan Nafsu Part V

Berbagi Cinta dan Nafsu Part V



Hampir 2 bulan sudah aku tidak berkomunikasi dengan Wulan. Entah kenapa gengsiku mengalahkan segalanya. Wulan pun sepertinya juga enggan untuk menghubungiku terlebih dahulu. Aku pun tidak mencoba mendatanginya. Tidak seperti biasanya, aku yang selalu merasa sepi tanpa Wulan kini terasa berbeda. Aku merasa mungkin karena ada Sari. Sudah 2 minggu ini aku beberapa kali keluar dengan Sari. Makan, nonton, atau hanya sekedar ketemu dikosnya. Hanya itu, tidak lebih. Status ku dan Sari yang sama2 masih punya pasangan atau emang niatku yang masih bimbang memilih menjadikanku berat untuk memutuskan.

"Drrttt....drttt..drttt
Kuraih Hp ku...
"Wulan...?" batinku.

"Pagi Mas Adi, Sudah bangun? Mas sarapan di kos Sari ya mas pagi ini. Sari mau masak buat mas Adi."

Dari Sari, bukan dari Wulan.
"Emang bisa masak?" balasku.
"Yeeee . ....dateng aja, ntar juga tau"
"Ya deh, aku mandi dulu ya tapi." balasku lagi.

-------------------------------------------------------------

Selesai mandi, aku segera meluncur ke kos Sari. Aku pun disambutnya dengan senyum dia yang manis. Kos Sari memang bebas, kos ekslusif sih kulihat. Kebanyakan penghuninya sudah kerja, jadi terkesan cuek ke sesama penghuni. Kamar kosnya pun sangat luas, ada dapur, ruang tamu dan balkon pribadi disetiap kamar. Lebih mirip hotel atau paviliun daripada kos.

"Enak ga mas?" Sari bertanya.
"Enak Ri.... ga nyangka kamu pinter masak. Dua jempol deh" ujarku

Selesai makan, Sari berkata ;
" Mas sibuk ga, temeni Sari dikos aja ya mas kalo ga sibuk. Temeni nonton drama korea...hehehee."

Lah kenapa bisa sama kaya Wulan kegemaraannya. Aku pun langsung teringat dengan Wulan. Terdiam aku, membayangkan wajah Wulan.

"Mas...." Sari membuyarkan lamunanku.
"Oiya, engga.... ga sibuk. Boleh boleh, aku temani" ucapku terkaget. Aku berusaha menutupi lamunanku dengan tersenyum padanya.

Sari pun menyalakan tv, kami berdua duduk berdampingan di ranjang yang ada di kos Sari. Sudah beberapa film kami saksikan, entah kenapa aku pun ikut terbawa menikmati cerita film yang kami lihat. Romantis sih, filmnya hehehe.

"Kenapa Sari ga pernah ngrasain cowok romantis kaya di film itu ya mas" Sari membuka obrolan.
"Yah semua pasti ada saatnya" kataku diplomatis.
"Entah mas...."
Sari nampak sedih, mukanya berubah masam.
Entah keberanian dari mana, tiba- tiba kupeluk Dia. Sari pertama terlihat kaget, namun kemudian dia sandarkan kepalanya di bahuku. Kedua tangannya, entah sadar atau tidak melingkar ditubuhku. Kami berdua terdiam...
5 menit sudah kami berpelukan.

Kuangkat kepala Sari, keberanikan mengecup keningnya.
Sari memejamkan mata dan menunduk. Aku angkat dagunya, kucium bibir manis Sari. Masih tanpa respon.
Kuberanikan mencumbu bibirnya, 5 detik kemudian Sari merespon. Dipeluknya erat tubuhku, dibalasnya ciumanku. Kita pun berpagutan..
" Smoch...smochh...smoch...smoch...."

Sesaat Sari melepaskan ciuman. Dia pandangi mataku tajam. Kubalas memandang matanya, Sari terpejam kembali. Kuteruskan ciumanku. Kami kembali berpagutan.
Entah kenapa tiba-tiba gairahku muncul. Kualihkan ciumanku ke tengkuk Sari kemudian ke telinganya. Sari merintih;
" Ah....mas...."

Kuremas, toket Sari lembut.
Sari hanya merintih pelan. Sambil terus kucumbu lehernya, aku angkat baju Sari. Kuarahkan ciumanku ke dadanya.Kepala Sari mendongak ke atas. Tanganku lincah melepas kaitan BH nya, sekali tarik loloslah semua. Toket Sari menggantung tanpa penutup apapun.

"Indah sekali" batinku.
Aku pilin putingnya, kulanjutkan dengan menghisapnya pelan.

"Ahhh...ohh mas...ahhh" Sari merintih.
Kubuka kaosku, kali ini kami sama2 bugil bagian atas. Kupeluk Sari, kucumbu lagi dengan lembut.
"Sari, aku buka ya?" Ujarku sambil memelorotkan celana dan Cd sari bersamaan. Kini tubuh indah Sari telah terbuka semuanya.
Kurebahan Sari di kasur.Aku berdiri dan kubuka celanaku, hingga kini kami berdua telanjang bulat.
Sari rebah dikasur dengan posisi miring, kupeluk dari belakang. Kuremas kedua toketnya, sambil kucumbu kupingnya dari belakang. Kontolku yg sudah tegang, aku gesekkan di pantat Sari.

" Masss....ahhhh.....ahhhhhh...ahhhh"
Sari merintih nikmat.
Aku jilat punggungnya, sambil tetap kuremas toketnya.
Nafsuku sudah tidak tertahan. Aku pegang kontolku, kuarahkan dari belakang menuju memeknya. Kepala kontolku bersentuhan dengan bibir nonoknya. Terasa hangat dan basah.
Sekuat tenaga kudorong kontolku masuk
" BREET...BLESSS.

"Massd adiii....ahhhhh sakit mas...ahh"
Sari berteriak.
Aku diamkan kontolku di dalam memeknya. Kurasakan ada cairan hangat di ujung kontolku. Kulirik memek sari yang sedang menjepit kontolku. Ada cairan merah disitu
"Sari masih perawan? pantas masih sempit begini" batinku

"Gapapa Sari, sbentar lagi hilang sakitnya" aku berusa menenangkannya.
"Ahhhh...masss.....owh....ahhhh.....ahhh" Sari merintih saat aku menggenjotnya pelan. Aku sodok 10 menit dengan posisi yang sama. Erangan Sari kini berubah, bukan lagi karena sakit, tapi nikmat.
Kurubah posisi, kutelentangkan dia. Kali ini ku genjot dia dengan posisi MOT. Tempo genjotanku kupercepat. Memek Sari sudah bisa menerima kontolku dengan sempurna.

"Masss....ahhhh...ahhhhh.....owh...
ahhhh mas.....arghhhhhhh.......oh"
Sari merintih dilanjutkan kemudian badannya bergetar sambil memelukku erat. Sari Orgasme

Aku tak peduli kulanjutkan genjotanku, akupun sudah mau sampai. Kubenamkan kontolku ke memek Sari dalam-dalam. Kusemburkan spermaku sampai habis ke rahimnya.

"AHHHH.....ohhhh Sari...ahhhhhhh..
CROTTT....CROOT...CROT....CROOOOOT".

Badanku lemas, ambruk diatas tubuhnya. Sari memelukku erat.
"Aku sayang kamu Sari" entah kenapa tanpa sadar bibirku terucap.

"Mas, serius?" tanya Sari
Kuangkat kepalaku, dan mengangguk.
"Mas, sesuatu yang paling berharga dariku sudah mas ambil. Jangan tinggalkan Sari ya mas. Aku juga sayang mas" Sari berkata sambil menangis.

Kupeluk erat badan Sari.

"Mas tanggung jawab ya, aku ga mungkin dengan laki-laki lain. Aku hanya bisa sama kamu mas. Sari tidak utuh lagi, tidak akan ada lagi laki-laki yang mau sama Sari mas. Mas, jangan tinggalkan aku" Sari menambahkan.

"Iya sayang..." ujarku.
Kupeluk dia dengan erat.


Kami terdiam lama, sampai tiba - tiba pintu kamar Sari diketuk.
"tok..tok...tok"

Sari segera menggunakan baju nya, Aku yang masih telanjang hanya menarik selimut sebatas pinggang.
Sari berjalan kearah pintu
Membuka pintu dan berteriak;
" Ivan....kamu.....kamu?"

Sambil masih rebahanan, ku lihat ke arah pintu. Ada sesosok cowok berdiri di depan pintu, sambil memegang seikat bunga dan kotak hadiah. Mata kami berpandangan. Sesaat kemudian, mata cowok tersebut memandang Sari yang nampak kebingungan. Terlihat marah dari mukanya. Sejurus kemudian dia berbalik dan pergi. Sari menggejarnya sambil memanggil namanya;
" Ivan....van...ivan"

Aku terdiam bingung.

Copyright © Majalah Dewasa Indonesia | Distributed by Blogger Templates | Designed by OddThemes