X CLOSE
Tiba tiba Terlakukan

Tiba tiba Terlakukan



 PROLOG

Destinasi para karyawan sebuah cafe yang cukup ternama di Ibu Kota Sulawesi Selatan. Berhubung, telah mencapai penjualan yang significan. Melewati target tahunan, maka pemilik Cafe meliburkan semua karyawan, menutup cafe selama dua hari dan membiayai seluruk Tiket PP para karyawannya ke pulau Bali.

Rombongan tampak kebanyakan di dominasi oleh para perempuan. Dimana karyawan perempuan saja, telah berjumlah 7 orang. Sedangkan karyawan cowok hanya 4 orang saja. Belum lagi, anak pemilik cafe juga adalah seorang perempuan. Dan juga istri owner, jadi keseluruhan perempuan berjumlah 9 orang.

Salah satu di antara rombongan langsung mengangkat dua tangannya, menghirup dalam-dalam udara di Pulau Dewata ini. “Wuihhhhh... Balliiiiiiii.”

“Hei Hesty... busyet dah, paka siri-siri nu (Malu-maluin aja) deh” kata gadis lainnya, yang menegur gadis bernama lengkap Hesty Sarasta Polapa. Lahir dibulan juli, di tanggal 4. 21 tahun yang lalu. Adalah gadis keturunan, Gorontalo – Makassar.


Meski penampilannya agak tomboy, rambut di ikat ke atas. Menggunakan jeans agak sobek di kedua lututnya. Sepatu boots, dan kedua pergelangan tangannya terdapat gelang-gelang karet berwarna hitam. Namun tak mampu menutup kecantikan gadis itu, yang mempunyai dua bola mata bulat nan indah.

Ia tampak nyengir, sambil menutup mulutnya sendiri. “Ooppsss! Sorry,”

Semua kawanannya hanya geleng-geleng kepala melihat tingah Hesty yang betul-betul terlihat norak.

Salah satu gadis mencibirnya dari belakang...


“Dasar Norak!” ujar gadis yang mencibirnya bernama Tasya. Juga berprofesi sebagai waitress di cafe tempat mereka bekerja.

Akhirnya, menggunakan 3 unit taksi online mereka di antar ke salah satu hotel yang terletak tak jauh dari pantai Kuta Bali.

Begitu tiba di Hotel, khususnya Hesty dan kedua sahabatnya. Dewi dan Risna, hanya menaruh begitu saja tas mereka di kamar. Dimana Hesty dan Dewi sekamar, sedangkan Risna harus rela sekamar sama miss jutek Natahsya.

Setelahnya, tanpa berpamitan kepada yang lain. ketiga gadis itu, pun segera pergi ke pantai kuta.

Apalagi Hesty, yang baru pertama kali datang ke bali. Tentu saja, tak sabar melihat seperti apakah pantai kuta tersebut. Di tambah lagi penasarannya telah begitu besar ketika dua hari yang lalu mendapati kabar dari owner cafe bahwa liburan tahun ini. Dan juga sebagai rasa terima kasih kepada semua team, memilih pulau bali selama dua hari liburan bersama seluruh karyawannya.

“Hei loe gak pake sunblock?” Dewi memberikan botolan sunblock ke Hesty.

“Elah... biarin aja, kulit gue gelap cuk! Yah, kayak bule-bule negro gitu deh.” Jawab Hesty cuek sambil nyengir.

“Dasar!” Dewi dan Risna geleng-geleng kepala melihat sikap tengil dan cuek sahabatnya ini.

Padahal mereka berdua paham, di antara mereka bertiga justru Hesty lah yang paling cantik. Meski gadis itu tak pernah sadar akan anugerah yang diberikan oleh sang maha kuasa.


“Yuk ah... gak sabar gue nih,” Ucap Hesty kembali, sambil melihat kedua sahabatnya yang masih berdiri melulurkan Sunblock di kedua lengan masing-masing. “Elah... dasar cewek rempong!”

“Biarin...” Cibir Risna.

Hesty yang tak sabar, segera mempercepat langkahnya menuju ke pantai.

“Nih anak bener-bener... Ty, tungguin napa.” Hesty hanya menoleh sambil memanyunkan bibirnya.

“Dasar gak sabaran.” Timpal Dewi yang juga ikut berlari bersama Risna mengejar langkah Hesty.



Kuta Bali...

Berdiri di tengah-tengah keramaian, Hesty memejamkan kedua matanya. Setelahnya, menoleh ke kiri dan kanan dimana kedua sahabatnya telah meninggalkannya dan pergi mendekati pantai.

“Lah kemana mereka?” gumamnya dengan nada tanya, ketika melihat kedua sahabatnya telah menjauh darinya.

Hesty, hanya menatapnya dari kejauhan. Dan memilih untuk memandang ke sekelilingnya, tak lupa berucap syukur karena telah diberikan kesempatan untuk menginjakkan kaki di Pulau Dewata.


Tak lama kedua sahabatnya, telah kembali.

“Ngapain loe orang di sono tadi?” tanya Hesty mengernyit.

“Hehehe... yah gak ngapa-ngapain sih, cuman jalan-jalan aja-“ Kata Dewi dan terdengar juga Risna ikut menyela.

“Kali aja bisa dapat bule... Hihihihi,”

“Dasar...” cibir Hesty sambil geleng-geleng kepala.

“Lah elu... ngapain masih berdiri disini?” tanya Dewi menatap Hesty.

“Hehehehe, gak ngapa-ngapain, lagi pen bersyukur aje friend’s...”

“Hahahaha, dasar Hesty... kebiasaan kalo pas bepergian kek gini, tak lupa berucap syukur...”

“Loh itu kudu... wajib, biar bisa kesini lagi nanti... Haha,” jawab Hesty sambil nyengir.


Sedangkan Dewi, tampak menoleh ke kiri dan ke kanan. Lalu, “Btw... loe mau nyewa sepeda gak? Tuh... keknya ada yang nyewain sepeda buat keliling-keliling euy.” Dewi berucap sambil menunjuk ke arah jam 12. Sebuah tenda untuk penyewaan sepeda.

Risna dan Hesty menoleh bersamaan ke arah pandangan Dewi.

“Boleh juga tuh.” Kata Hesty.

“Yuk... biar gak capek kalo mau muter-muter.” Timpal Risna.

“Yuk...” Ketiganya berjalan bersama mendekati tenda yang menyewakan sepeda untuk di pakai berkeliling.
Copyright © Majalah Dewasa Indonesia | Distributed by Blogger Templates | Designed by OddThemes