X CLOSE
Tiba tiba Terlakukan Part II

Tiba tiba Terlakukan Part II


 KRINGGGGGGG... KRINGGGGGGG... KRINGGGGGGG!


“Hash!!! Hash!!! Hash!!! Bersamaan suara jam weker meraung-raung di dalam kamar. Terletak di atas meja kecil, di samping ranjang berukuran king size.

Pria bernama Ricky, akhirnya terjaga dari tidurnya. Merasa berat untuk bangun jam segini, dan telah terbiasa bangun ketika waktu telah hampir siang.

Namun...

Mengingat hari ini ada tugas penting yang telah di perintahkan sang ayah yang berada di Makassar.

Ricky mengusap wajahnya sesaat... “Mimpi itu lagi...” gumamnya setelah mengingat mimpinya tadi.

Masih merasa kepalanya agak pening, ia kembali baring. Dimana tubuhnya masih saja terus menggoda untuk bermalasan di atas ranjang empuk. Udara sejuk dalam kamar, mampu melupakan apa yang seharusnya ia lakukan. Bangun di pagi hari.

Alarm Jam weker dan juga Hp yang bersamaan berdering kuat membuatnya terpaksa harus melupakan segalanya.

KRINGGG!!! Suara alarm masih saja belum terhenti, membuat pria itu makin kesal. “Argggghhhh... Berisik! Amat ahhh!” BUGH! Sebuah bantal guling langsung melayang ke arah meja samping ranjang. Membuat jam weker akhirnya berhenti juga. Masih dengan mata terpejam, pria itu meraba-raba ponselnya. Dengan satu tujuan, untuk segera menonaktifkan alarm-nya yang sejak tadi memperdengarkan nada dering yang membuat kupingnya jadi sakit.

Segera ia menonaktifkan alarmnya, kemudian kembali menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal.


Hingga ponselnya kembali berdering. “Hadehhh, siapa sih yang nelfon pagi-pagi.”

Dengan malas, ia melihat layar ponsel dan mendapati panggilan dari ayahnya. “Waduh... ayah.” Ia pun segera beranjak dari ranjang, kemudian membuka jendela kamar sesaat sebelum menjawab telfon dari sang ayah.

Terdengar suara kebisingan di luar sana. Membuatnya tersenyum kecut, lalu menjawab telfon dari ayahnya. “Halo... yah ayah!”

“Baru bangun lagi, Ky?”

“Astagaaa yah, gak dengar ini dah ribut-ribut. Udah dari tadi Ikky bangun loh yah,” jawab pria itu yang akrab di sapa oleh sang ayah Ikky.


“Halahhhh, itu mah akal-akalan kamu aja Ky. Udah buruan bangun sana, terus bantuin ayah, mau ketemu ma mitra bisnis di sana.”

“Hehehehe... iya iya. Oke deh,” jawab pria itu sambil nyengir, karena telah ketahuan bohongnya oleh ayahnya di seberang.

Tut!!! Tut!!! Tut!!! Setelah menutup telfon, yang awalnya ingin tidur kembali. Akhirnya tak jadi, saat mendengar telfonnya kembali berdering.


“Ada apa lagi yah?” ternyata ayahnya yang menelfonnya lagi.

“Jangan tidur lagi... Buruan bangun,”

“Hehehe tau aja, kalo Ikky mau tidur lagi.”

“Buruan...”

“Iya ayah... iya.”


Setelahnya...

Segera Ricky melangkah ke kamar mandi. Mengingat lumayan waktunya terbuang hanya melamun tak jelas dalam posisinya berdiri sejak tadi.

 Menggunakan JEEP Wrangler miliknya, Ricky telah keluar dari appartemennya.

Dalam kabin, ia segera memutar lagu ‘Jason Miraz’ berjudul ‘I’m Yours’ menemani perjalanannya menuju ke sebuah restoran, yang sebelumnya di perintahkan oleh ayah nya agar Ricky bertemu dengan klien perusahaannya untuk mendeal kan sebuah kerjasama nantinya.

Sesekali Ricky ikut mendendangkan lagu I’m Yours dengan lafas yang tak jelas. Ia sejujurnya tak menghafal lagu tersebut, namun salah satu lagu kesukaan dia. Maka, ia paling sering memutar lagu ini saat pertama menjalankan mobilnya.

Dengan suara keras, Rickuy ikut menyanyikan reff lagu.

Sambil tangan satunya kadang bergoyang seakan sedang memegang mic. Dan tangan satunya lagi bergerak seakan ia sedang menyanyi di atas panggung.

Lalu...

Dari arah kejauhan, agak posisi ke-tengah. Ricky melihat 3 orang gadis sedang bersepeda.

Ia mengernyit sesaat, lalu membunyikan klakson sekali agar memberikan teguran kepada ketiga gadis itu. “Busyet... mereka pikir, nih jalan punya nenek moyangnya yah?” Gumam Ricky kesal. Karena ketiga gadis itu masih saja belum menepi.

“Sue juga nih mereka...” Ia kembali membunyikan klakson mobilnya berkali-kali, dan tampak salah satu gadis menoleh ke belakang. “Eh!” Ricky terkejut, saat mendapati senyum menyeringai dari gadis itu.


Maka...


Ia pun menggertak ketiganya dengan mendekatkan ujung kepala mobilnya sambil membunyikan klaksonnya yang cukup keras. “Rasain... nih,” gumam Ricky dengan senyum liciknya.

Ternyata...

Salah satu gadis, yang juga tadi menoleh menyeringai kepadanya tampak oleng mengendarai sepedanya. “Eh... Eh! Tuh anak kok jadi oleng yah?”


Lalu...

“Lah...” Ricky mengernyit saat benar-benar gadis itu tak lagi bisa mengimbangi sepedanya.


BRAK!!! Ricky terbelalak, dan mulutnya terbuka ketika gadis itu terjatuh dan menabrak bagian samping sebuah mobil. “MAMPUSS DAH!!!” Ujar Ricky sambil menutup mata dengan kedua tangannya sesaat, lalu segera menghentikan mobilnya.

Copyright © Majalah Dewasa Indonesia | Distributed by Blogger Templates | Designed by OddThemes